Pengembangan Kurikulum Edukotourism di Provinsi Banten

Sumber Gambar : TANGERANG, BANPOS

TANGERANG, BANPOS – Dunia pariwisata kini tidak lagi hanya soal hiburan. Di era digital, sektor ini ikut mendorong lahirnya inovasi pendidikan.

Hal itu ditegaskan Kasubag Umum Kepegawaian Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Euis Widyaningrum, saat sosialisasi aksi perubahan bertajuk Pengembangan Kurikulum Edukotourism yang digelar di SMK Negeri 1 Kota Tangerang, Senin (15/9).

Menurut Euis, pariwisata memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Selain sebagai sarana belajar langsung, pariwisata juga berperan mencetak tenaga kerja profesional dan SDM berwawasan global.

“Dunia pariwisata berperan dalam pendidikan dengan menyediakan pariwisata edukasi sebagai metode belajar langsung, mengembangkan kurikulum yang relevan untuk menciptakan tenaga kerja profesional di bidang pariwisata, serta berperan dalam pengembangan SDM yang handal dan berwawasan global. Selain itu, pariwisata juga mendorong pengembangan literasi digital di kalangan pelaku pariwisata dan masyarakat untuk mempromosikan destinasi,” ujarnya. Euis menegaskan, industri pariwisata dan bisnis kini bergerak sangat cepat seiring hadirnya kecerdasan buatan, e-commerce, hingga internet of things. Karena itu, siswa SMA/SMK harus dipersiapkan menghadapi tantangan baru dengan keterampilan sesuai kebutuhan industri.

“Dengan pendekatan innopreneurship, guru tidak hanya mengajarkan teori di kelas, tetapi juga mendorong siswa untuk berinovasi dan menciptakan solusi nyata. Pembelajaran berbasis proyek mengubah paradigma pendidikan menjadi lebih partisipatif dan praktis,” katanya.

Euis juga menyoroti peran Gen Z dalam pariwisata digital. Generasi ini dinilai sebagai pelopor inovasi sekaligus agen promosi wisata. Melalui media sosial seperti TikTok, YouTube, dan Instagram, mereka mampu menciptakan tren baru sekaligus mendorong pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

“Gen Z tidak hanya jadi konsumen, tetapi juga penggerak. Mereka menciptakan konten autentik, mendukung bisnis lokal, sekaligus berkontribusi pada promosi destinasi wisata berbasis kearifan lokal,” jelasnya.

Selain itu, sekolah juga disebut berperan penting dalam mengintegrasikan pariwisata berbasis kearifan lokal ke dalam pembelajaran. Bentuknya bisa berupa pelatihan keterampilan, penguatan karakter mencintai budaya, hingga pengembangan produk wisata berbasis tradisi daerah.

Dengan begitu, generasi muda Banten diharapkan tidak hanya siap menghadapi era digital, tetapi juga menjadi motor penggerak pariwisata yang berkelanjutan, inovatif, dan berakar pada budaya lokal. (*)


Share this Post